KADIN DIY – Bagian dalam beteng atau yang biasa dikenal dengan ‘Njeron Beteng’ jadi salah satu wisata yang cukup populer di Yogyakarta. Ada cukup banyak atraksi budaya hingga kesenian di daerah Njeron Beteng itu.
Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis), Kemantren Kraton, Yogyakarta menyelenggarakan event “Wisata Njeron Beteng” intuk masyarakat. Sebanyak 38 yang wakili lembaga, perbankan, perusahaan, hingga asosiasi berkunjung di Njeron Beteng.
Peserta diajak sarapan jajan pasar di Plaza Ngasem, lalu berjalan kaki ke Ndalem Mangkubumen, Keraton Yogyakarta, Tamansari, hingga Kampung Cyber. Tak hanya itu, peserta juga diajak bersepeda menuju Sasana Jemparingan Siliran di wilayah Panembahan. Setelah mencoba memanah tradisional, peserta makan siang di Pendopo Dahar Gudeg Bu Lis. Sebelum finish di Plaza Pasar Ngasem, peserta mampir di event Festival Njeron Beteng dan Festival Kampung Wisata di Alun-Alun Selatan yang diselengarakan Dispar Kota Yogyakarta,
“Event ini diselenggarakan untuk memperkenalkan potensi wisata di wilayah sekitar kraton”, jelas GKR Bendara (Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah/BPPD DIY).
Putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan bahwa “Wisata Njeron Beteng” selama ini identik dengan Kraton dan Tamansari, padahal di wilayah Kraton (Kelurahan Penembahan, Kadipaten, dan Patehan) mempunyai potensi yang layak untuk dipromosikan kepada wisatawan domestik dan asing. Berkaitan dengan hal tersebut maka GKR Bendara memprakarsai paket “Wisata Njeron Beteng” dengan melibatkan 3 Pokdarwis di wilayah Kraton dan GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesi) selaku pelaku industri pariwisata
“Kami Dinas Pariwisata DIY menyambut baik dan mendukung paket wisata ini, karena potensi wisata di sekitar Kraton memang layak dipromosikan”, jelas Singgih Raharjo (Kelas Dinas Pariwisata DIY).
Selanjutnya Singgih berharap pengurus Pokdarwis bekerjasama dengan GIPI DIY selaku pelaku industri pariwisata untuk menyiapkan paket “Wisata Njeron Beteng” dengan memperhatikan aspek daya tarik, harga jual dan kebutuhan konsumen wisata. Prinsip 3A (Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas) harus menjadi dasar pengelolaan dari paket wisata tersebut.
“Kami bersungguh-sungguh memperhatikan saran dan kritik dengan harapan event mendatang dapat dilaksanakan lebih baik,” jelas Y. Sri Susilo (Ketua Pokdarwis Panembahan Gumregah) selaku panitia pelaksana.