Transformasi dan Kinerja Bank Jateng

1 min read

KADINDIY – Pada tanggal 6 April 2023 Bank Jateng (d/h BPD Jateng) telah berusia 60 tahun. Dalam perjalanan 60 tahun, Bank Jateng tentu mengalami “pasang surut” termasuk berhasil melalui tahapan menjadi bank regional champion dan melaksanakan Program Transformasi BPD (Bank Pembangunan Daerah).

BPD Regional Champion (BRC) diluncurkan oleh Bank Indonesia pada tanggal 21 Desember 2010. Pada waktu itu, BPD masih berada di bawah bayang-bayang perbankan nasional. BRC merupakan sebuah visi untuk mentransformasikan BPD seluruh Indonesia menjadi bank terkemuka di daerahnya masing-masing.

Transformasi

Untuk mendukung tercapainya sasaran BPD sebagai regional champion, maka dalam setiap tahapan implementasinya mengacu pada tiga pilar penopang bagi terwujudnya BRC.

Ketiga pilar termaksud adalah (Bank Indonesia, 2010): (1) Ketahanan kelembagaan yang kuat, (2) kemampuan sebagai agent of regional development dan (3) kemampuan melayani kebutuhan masyarakat.

Selanjutnya seluiruh BPD, termasuk Bank Jateng, juga melakukan transformasi menjadi bank yang kompetitif, kuat dan kontributif bagi pembangunan daerah. BPD perlu bertransformasi untuk membenahi kelemahan struktural yang ada dan memperkuat fondasi organisasi agar mampu tumbuh dan meningkat daya saingnya.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan/OJK (2019), sasaran dari Program Transformasi BPD tersebut adalah: (1) meningkatnya daya saing, (2) menguatnya ketahanan kelembagaan, dan (3) meningkatnya kontribusi terhadap pembangunan daerah. Untuk mencapai ketiga sasaran tersebut, terdapat enam strategi yang ditempuh untuk meningkatkan efektivitas proses bisnis dan risiko.Keenam strategi tersebut mencakup (OJK, 2019): (1) pengembangan Produk, (2) pengelolaan layanan; (3) pengembangan pemasaran, (4) pengelolaan jaringan; (5) pengelolaan portofolio; dan (6) penguatan likuiditas dan permodalan.

Bank Jateng tentu juga telah menjalankan Program Transformasi tersebut. Secara garis besar proses tersebut dibagi dalam 3 periode, yaitu (Bank Jateng, 2023): (1) Mencanangkan aspirasi menjadi Regional Champion di Jawa Tengah (periode 2013-2015). (2) Transformasi untuk Jawa Tengah dan Indonesia (periode 2015-2018). (3) Bank Sehat dan Berkontribusi bagi Perekonomian Nasional (periode 2018-2025).

Kinerja

Total asset Bank Jateng sebesar Rp 30,70 trilyun pada tahun 2013 dan meningkat menjadi Rp 84,49 trilyun pada tahun 2022 atau melonjak 175,21% (Bank Jateng, 2023). Pada tahun 2015, emisi Obligasi Sub Ordinasi dan menjadikan Bank Jateng sebagai listed company. Selanjutnya memperoleh Rekor MURI sebagai Pelopor Bunga Rendah di Indonesia pada tahun 2016. Bank Jateng naik kelas sebagai bank kategori BUKU-3 dengan predikat Bank Sehat dari OJK pada tahun 2018. Dalam periode 2013-2022, Bank Jateng juga memperoleh sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga yang terkemuka.

Pada tahun 2022, Bank Jateng semakin efisien yang tercermin dari penurunan rasio CER (Cost Efficiency Ratio) dari 79,02% (per Desember 2021) menjadi 62,23% (per September 2022). Kondisi tersebut menjadikan Bank Jateng paling efisien dibandingkan BPD peer (BJB dan Bank Jatim). Untuk diketahui, CER adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar biaya non-bunga yang dikeluarkan suatu bank demi menghasilkan pendapatan bunga bersih dan pendapatan lainnya selain pendapatan bunga.

Bank Jateng mendukung perluasan penggunaan QRIS bagi penjual/pedagang, termasuk UMKM. Dukungan nyata Bank Jateng terhadap UMKM diwujudkan dalam fasilitasi kredit/pembiayaan mikro, pemasaran produk termasuk melalui pameran dan aplikasi Bimart (pemsaran melalui market place). Pelatihgan dan pendampingan juga dilakukan sesuai dengan kebutuhan UMKM. Dukungan lainnya diwujudkan dalam bentuk pelayanan go digital dan go export bagi UMKM.

Catatan Penutup
Penulis berharap ke depan Bank Jateng dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan BPD tetangga, termasuk Bank BPD DIY. Kedua bank tersebut bisa saling melengkapi untuk melayani pasar di DIY dan Jawa Tengah bagian selatan. Sebagai contoh, Bank Jateng sebagai bank devisa dimungkinkan membantu ekspor produk-prosuk UMKM binaan Bank BPD DIY. Sekarang saatnya antar bank untuk berkoopetisi (coopetion) yaitu berkoperasi/bekerjasama dan sekaligus berkompetisi/bersaing. Selamat HUT Bank Jateng ke-60! (Dr. Y. Sri Susilo. Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan FBE UAJY, Pengurus KADIN DIY dan Pengurus API DIY).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *