KADIN DIY – Sebanyak 3 startup yang termasuk dalam anggota ADITIF dari Yogyakarta berpartisipasi dalam event bergengsi South by Southwest (SXSW) 2023. Pada tahun ini, Indonesia lewat Kementerian Pariwisata RI, bekerjasama dengan Disparekraf DKI Jakarta, ADITIF, dan Amvesindo memberangkatkan total 9 startup teknologi ke SXSW 2023 untuk mengikuti agenda yang berlangsung selama sepuluh hari, dari pada 10 hingga 19 Maret 2023.
Untuk diketahui, SXSW sendiri merupakan salah satu agenda tahunan yang mengumpulkan banyak pelaku industri kreatif dari berbagai belahan dunia di Austin, Texas, Amerika. Magnitude acara ini begitu besar hingga menjadi sorotan di mata pebisnis, investor, dan ekosistem, tidak hanya dari Amerika saja, tapi juga mancanegara.
Saga Iqranegara, Ketua Umum ADITIF mengatakan tiga startup yang turut berangkat diantaranya ialah Aruvana, media pelatihan kesehatan immersive menggunakan teknolog virtual reality (VR) untuk tenaga medis. Kemudian RUN System, penyedia solusi manajemen sumber daya untuk bisnis menengah maupun besar asli. Lalu yang ketiga yaitu Stechoq merupakan perusahaan R&D yang berfokus dalam mengembangkan inovasi produk teknologi robotika dan industri 4.0.
Dalam ajang bergengsi tersebut, para peserta banyak mendapatkan insight baru bahwa rupanya cukup banyak produk digital Indonesia yang berpotensi untuk bersaing dan masuk di pasar Amerika.
“Tahun ini ADITIF bekerjasama dengan Kemenparekraf mengirim 3 perwakilan anggota yang memang punya potensi market bekerjasama dengan pihak global. Selama 4 hari pameran banyak insight, potensi, peluang yang ditemukan oleh peserta,” ujar Saga dalam keterangan yang diterima pada Minggu (19/3/2023).
Kehadiran Indonesia di ajang bergengsi ini rupanya diakui Saga dan para pelaku startup yang hadir sebagai peluang yang menjanjikan bagi pemasaran, investasi, maupun kemitraan di tingkat internasional. President Directory RUN System, Sony Rachmadi salah satunya yang merasakan berkesempatan untuk membangun jejaring dengan calon investor dan mitra bisnis dari berbagai belahan dunia ini penting. Dirinya bahkan kini terpacu dan juga turut memotivasi pelaku bisnis lainnya di Indonesia untuk berani melakukan expansi ke pasar yang lebih luas.
“Kita mainnya kurang jauh. Di Indonesia kita cuma tahu bahwa market yang sering kita temui, tapi di US tidak hanya market dan player US yang kita temui tapi juga dari market lain, ini membuat kita harus lebih open untuk kolaborasi dengan pihak di luar Indonesia,” ungkapnya.
CEO Stechoq Robotika Indonesia, Malik Khidir yang juga turut serta mengaku bangga mendapat kesempatan itu. Sebagai salah satu produsen ventilator pertama dari Indonesia, dia mengakui saat pameran dirinya cukup banyak dihampiri berbagai kalangan dari dokter dan perawat. Banyak yang tak menyangka bahwa Indonesia kini jadi salah satu negara yang bisa membuat ventilator.
“Banyak yang appreciate dan kibum dan mereka menawarkan bisa nggak ini dijual di US. Ini pencapaian bagi kami mempromosikan industri kreatif Indonesia di bidang medis. Ini sudah boleh dikatakan berhasil menyampaikan pesan kepada Amerika negara terkuat di dunia bahwa Indonesia tahapnya sudah berkembang,” pungkasnya.