Terwujudnya Net Zero Emissions 2060 Perlu Kolaborasi Akademisi dan Pelaku Dunia Usaha

1 min read

KADIN DIY – Indonesia telah mencanangkan bakal menuju Net Zero Emissions maksimal di tahun 2060. Sebagai langkah untuk mewujudkan hal tersebut, kini masyarakat didorong untuk menggunakan energi ramah lingkungan atau energi terbarukan.

Kalangan akademisi menilai bahwa sejauh ini pemerintah Indonesia telah mebuat berbagai strategi penting dalam upaya menuju Net Zero Emission 2060. 

“Net zero emission telah jadi program yang ditagetkan tahun 2060 bisa dicapai dengan strategi peningkatkan energi baru atau energi terbarukan, pengurangan ketergantungan energi fosil melalui implementasi pajak dan perdagangan carbon, implementasi carbon cofiring, penghentian PLTU batubara dan seterusnya,” sebut Dekan Fakultas Teknik UGM, Selo dalam peresmian simbolis Badan Pengembangan Inovasi dan Hilirisasi Industri (BPIHI) di Fakultas Teknik UGM, Jumat (3/3/2023).

Melalui ragam strategi, penurunan emisi karbon tahun 2030 sendiri telah dicanangkan sebesar 29 persen atas upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional.

Selo menyebut misi untuk mendorong penurunan emisi karbon ini tak cuma sekedar peran dari para akademisi saja melainkan juga butuh dorongan dari para pelaku dunia industri. Hal ini bisa diwujudkan melalui pengembangan penelitian yang bisa digunakan para pelaku dunia industri.

“Untuk mendukung upaya tersebut baik energi matahari, energi air dan ebt lainnya perlu didukung perguruan tinggi dan dunia industri untuk terus berkolaborasi melakukan penelitian dan penggembangan bersama,” kata dia.

Tak cuma mendukunh pengembangan industri cleam energi saja, ia pun juga mengatakan kesadaran masyarakat dan pemerintah akan isu lingkungan juga diperlukan.

“Peningkatan kesadaran pemerintah dan masyarakat terhadap isu lingkungan dna perubahan iklim telah mendorong pembangkit energi atau konverter energi yang efisien dan ramah lingkungan,” bebernya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Keanggotaan KADIN DIY, Robby Kusumaharta menyetujui bahwa kolaborasi antara pelaku usaha dan juga perguruan tinggi atau akademisi diperlukan. Dia menyebut bahwa KADIN DIY sendiri sejuah ini telah menjalin kerja sama triple helix meliputi pemerintah, universitas dan pelaku usaha. Dalam kerjasama tersebut salah satunya mencakup penelitian terkait energi terbarukan yang bisa diterapkan pwlaku industri.

“Bertahun-tahun lalu kami sudah melakukan kerjasama triple helix antara KADIN, Pemda dan Universitas Gadjah Mada. Artinya hari ini merupakan upgrading ini menyukseskan program yang sudah kita buat,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *