KADIN DIY – Industri kreatif di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diproyeksikan akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pasalnya, selama ini DIY dinilai memiliki potensi yabg luar biasa di sektor industri kreatif.
Dari 16 sektor industri kreatif tersebut DIY memiliki beberapa potensi unggulan seperti fashion, desain, kerajinan, kuliner, layanan komputer dan piranti lunak, musik, seni pertunjukan.
Namun sayangnya, Kadin DIY menilai tumbuh kembang di berbagai sentra industri kreatif itu selama ini belum masif dan belum sesuai harapan.
“(Masih) kurangnya tumbuh kembang di sentra sentra ekonomi yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi kreatif,” kata Wakil Ketua Umum Bidang Industri Kreatif, Agus Imron, Sabtu (4/3/2023).
Tentu keunggulan-keunggulan di berbagai bidang tersebut harus digenjot. Apabila industri kreatif di Yogyakarta dapat berkembang pesat, tentu akan menjadi hal yang membanggakan sekaligus menjadi percontohan daerah lain.
Sumber Daya Manusia manusia yang melimpah, SDM terdidik, banyaknya sarana pendidikan khususnya perguruan tinggi, serta berbagai komunitas kreatif di DIY dinilai menjadi pendorong industri kreatif terus berkembang di Yogyakarta.
Oleh karenanya, Kadin DIY turut membangun kerjasama dengan berbagai pihak, baik institusi pendidikan maupun non pendidikan yang memiliki korelasi dengan industri kreatif.
“Kami (juga) akan bersinergi dengan WKU 3, WKU 4, WKU 8, WKU 9 dan WKU 18. Harapan kami, para pelaku ekonomi kreatif bisa membuat gerakan sendiri di setiap sentranya (untuk) menjadi ekonomi kreatif yang memiliki value di tempatnya sendiri,” ujarnya.
Kendati demikian, strategi pengembangan ekonomi kreatif di DIY perlu memperhatikan beberapa hal.
Selain perlu ada kesepahaman konsep industri kreatif, Agus menilai juga perlu ada roadmap terkait pengembangan industri kreatif sehingga menjadi arah bagi kebijakan dan program kedepannya.
“(Perlu juga) perwujudan skema dan evaluasi terhadap pengembangan usaha yang berkelanjutan,” pungkasnya.